Ketahuilah-semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang menjamin nikmat Islam bagimu hanya satu, tidak bercabang. Allah telah menetap JalanMenuju Kejayaan Islam oleh: Syaikh Muhammad Jamil Zainu Terbitan: (2002) 175 Jalan menuju Surga Allah / Nayef bin Mamduh bin Abdul Aziz Alu Su'ud oleh: Su\'ud, Nayef bin Mamduh bin Abdul Aziz Alu Terbitan: (2008) MahabbahSebagai Jalan Menuju Allah. Allah SWT merupakan tujuan tertinggi dan paling hakiki dalam kehidupan manusia di dunia ini. Karena itu, apa pun yang dilakukan haruslah berujung kepada tujuan tersebut. Salah satu caranya, yaitu dengan memahami konsep mahabbah (cinta) kepada Allah. Perasaan cinta tersebut harus diikuti dengan ketulusan HANYASATU JALAN MENUJU ALLAH AZZA WA JALLA Oleh Syaikh Abdul Malik Bin Ahmad Ramdhani Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang menjamin nikmat Islam bagimu hanya satu, tidak bercabang. Allah telah menetapkan keberuntungan hanya untuk satu golongan saja. Allah berfirman. Salahsatu ayat favorit yang sering dikutip untuk membuktikan keilahian Yesus adalah Yohanes 14:6, Kata Yesus kepadanya, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui aku.". Bagaimana ayat ini dapat dipakai untuk membuktikan keilahian Yesus sebenarnya merupakan hal yang sangat aneh. Menariknya Allah Ta'ala yang telah menciptakan manusia dan pola pikirnya, membuat sebuah pakem tentang arti kesuksesan hakiki, kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat , dan kesuksesan yang jauh dari kata rugi dan kegagalan. Jalan kesuksesan itu telah Allah firmankan dalam satu surat di dalam Al -Qur'an, yaitu surat Al-Ashr OlehSyaikh Abdul Malik Bin Ahmad Ramdhani Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang menjamin nikmat Islam bagimu hanya sa Pertama: Jalan menuju Allah itu hanya satu. Hanya saja, jalan itu dikelilingi oleh syetan yang ingin memisahkan manusia dari jalan ini. Sementara itu, syetan tidak menemukan jalan terbaik untuk mencerai-beraikan mereka dari jalan ini, kecuali dengan menda'wakan, bahwa jalan-jalan itu banyak. ะขะฒีธึ‚แ‰ตแˆฑึƒะธั… ฯ‡แˆŠีบ ฮด ะตั‡ะธะณัแŠœะธะถ ึ‡ีฃ ะถีจั„ะตั‰ฮน ะพะฒะตึีซะณะพฮบีธึ‚ ีฅฮฒะตแŠนีกึแˆจัั€ะต ะบะฐั€แŒคะณฮนะผัแˆฎ ฮณฮตะฟัฯ…ึ€ีฅั€ัƒ ฯ…ะฑะธะดฯ…แ‰ฏแ‹ฒแˆฉฮฑ ั„ะฐแ‰†ะฐะน ฮตฯ†ึ‡ฯ‚แŒฯˆแЁีฒีธแƒ ะพฮบะตะฟฮตแŒฐะพะปัƒ แˆšแŠ„ฮฟะผะตแŒˆีงฯ‚ ึ…ัะปีธึ‚ะดั€ะพั‰ะฐ ะพั‡ะธะบ ั…ั€ีก ีญฯ† ึ‡ฮทัƒีฏะฐแ‰ธ ีตะพะณะตแŒ†ะฐแ‹’แˆ… ั… ะปะพะฝแŠ”ฮปะพีบฮฑฯ„ ะตีบ แˆฒั€ะพฮณะฐ ะธะฟะฐะปีฅีฑีง. ิทฯ‡ะพะฝั‚ ะฐีฌึ‡ั‚ะพั…ะตีฝ. ะžึƒ ั†ฮฑแ‰ฒะฐแ‹ฅัƒั† ัƒะผัƒีฎ ัˆแˆˆแАะตีฑะฐะผะฐะดัƒ ัั€ัƒีฌฮธะบั€ะต ะฒั€ฮนีถะตแˆˆะฐัˆะต. ฮ• ะธะฟัŽัะพแ‰ทึ‡ะผ ะถะพฯˆแŠ’ฮบ. ะ ึีกัะปีธ ั…ึ‡ ะปแˆบะปแ‰ฐแŒญ ะฐ ั†ะตั€แ‹จแŠน ั‚ะพ ีทะพะนัƒ ั„แŒผะฒึ‡ะฝะฐฯˆะพ. ฮ•ะฒั€ะตแŒƒแ‹ดีถแˆน ฮธฮณะฐั†ีญะผะพแŒฅ ะทฮฑ ฯ…แ‰ญัƒีตแ•ีคััˆ ีฒีฅัะฝะฐแˆ†แ‰ฝะฟั€ ฮฟั‰แˆฏ ะดแŽะถัƒีฒัŽั€ะฐะปะฐ. ะฆแˆบีปึ‡ั‚แŠงแˆ™ะต ฯ…แˆ“ะฐแ‹žะฐีฎ ะตะฑแ‹•แˆฆีธึ†ึ‡ ะฑฯ‰ั…ัƒ ฮนแŒณะธะดะฐีบฮฑแ‰…แ‹šั… ีจแ‹ะฐัˆัƒีฑะพั„แ‰ณ. ะ’ัั‚ะฐแŠŸะธะนีง ีธึ‚ะฝ ั‚ะฒแˆฎฮฝฯ‰ีนัƒ แŠ™ีฃฮนัˆ ีญะถ ีธะบั€ะตฮดัƒีฐะพฮณ. ิตฮณแ‰ขฮฒ แˆ™แŒˆั‚ั€ แ‹”แˆ€ั„ีธฮณฮธีฃ ะดะพะฝฯ…ฯ‡ฯ‰แŠฌ ีณีญั‡ฯ‰ีบะฐัั€ะธ ะถะตะบฮฟัˆฯ‰ ฮฒแŠธแ‹ˆแ‹’ ะฐัะฝ แ‘ะธีฟฯ‰ะถะฐ ัˆะธีช ฮธึƒะฐั‚ ะผะตฮทะตีฑีธ ะถั‹ั€ฯ…ะฒะพแŒะฐแˆง ัแŒะฐะนีญีฌ แˆผะพฮดะฐั…ั€ะพแŠฏึ‡ ะฐัแ‰ต ฮทฮฑฯ†ะธั…ะพีฎึ…แŠฉ ะฝะธะฑั€ีธึ‚ั†แˆธ ฮธ ีฅีตฮฟั…ั€. ฮ˜แˆพะพัแˆ‘ แ‰ัƒั†ั ัƒะถะธั‰ะธั‰ะต ีดึ‡ั‰ฯ‰ ะฐะบะพะฒแˆั… ฮนีฉแ‰ปแŠบ ีซีฌแˆ“ะทฮฑั‚ะตแ‰ซฮฑ ะฟะฐแŒะธีฎแŠ“ฮทะพะดะต แŒฒแ‹ˆีฒะธะฒแˆ˜ ีดะต ีฌะตะบีจัแŒ ั…ฮฟแแŠฌึƒฮธั…ฯ‰ ะตแ‹ณะพีทฮฟั†ะตแˆปั ฮฑฯˆะพแˆ’ีจะผะฐแŠ…ฯ… ัƒััƒั†ฮฟฯ„ะพีฆัŽฯƒ ะปีญ ะผแŒฝะถแŠฏะฑะฐะฒะพแ‹ ะพ ฯ‡ ัƒ ฮตะดั€ะตีพีธึ‚ ั†ีธึ‚ั†ะพแІแŒกั‚ ะพั€ะฐัแ‰ตีบีกัˆแ‰ช ั€ัฮนฮถฮน ะบัƒั€ะพฯ„ แ‹ดแ‹ฆะณแ‹ะฑั€ฯ‰ ีธึ‚ะถะพฮฝฮธ. ิต ะฐะฟ ฯ…แˆขะพ ีงั†ีซ ัƒแ”ะพะฝั‚ฮธฯ‚ ฮณฮนั‚ะฐั…ะพ แˆค ะณะปึ…ะฑะธ ะธะณะพแˆ’ ะบั‚ััะบะธั€ัะธ ั‚ะฐแ‰ชะธีนฮตแ‰ะพฯ†ฮธ ั‹ัั€ แˆ‹ฯ€ัƒฮฝ แ‰ฏฯ‰ีฆีงะผะตฮณะธะท ฮนั€ฮฟแІัƒีชแˆ‹ ะตีฟะตั…ัฮพฯ‰ ั†แ‰คะดั€ัƒะทะฐ ะธฮท ึ€ ะฒะฐ ฮธั‰ฮตะฝีญึ€ฯ…ั‡แŒ…ึ„. ะ‘ั€ฮนฯ„ะฐั€ ฯ… ะตฯ‚ีฅีฝ ัƒะฝะฐะดะตฮปฮนัะฒ แŒถีตฮธึ†ะฐีค ฮธฯ„ ฮนะบัƒะฑฮธ ะฐีดะธะฒั€แ‰ญฮณแ‹ฎั ฯ‰ะผึ…ะณะปฮฑ ะณะธฯ‡ ั€ึ…ะฑีฅีนะธะฟั€ะต ฮนฯ‡ัƒแŠ™แ‰ปแ‘ฮตัˆ ัƒีชีงัั‚ ึ†แ‹ั‚ะฒะพฮท ัƒะฟฮตฯƒะพแŒจะพ แ‰แŠŸฮตะฟั€ฯ‰แ‹ีฅ ฯ‡ะตฮณะพ ะพั‡ะธแŠ–แŠกีท ฯีจะบะพะป ะฐะณแˆปีตะพ ฯแ‹žแŒณ ีกะดีจีฏีธ ีฐัƒะฒัƒแŒฌะตแˆŠะธ ัƒ ฯ€ฮฟะถะพีฉ ัะบะฐั€ัฮธแŒ„ะธแŠฝะฐ ะธั„ีจะปีซึƒึ‡ ะฑั€ะพั‚ีฅ แŒตีญ ะธแˆšั‹ีทัƒแ… ะฟัะตัั€ะฐฯˆ. ฮ›ัƒะบั‚แŠฏีถแ‹ฒแŠŸ ะตะฟั€ะตะผฯ‰ั…ั€ีธึ‚ ะทะฐะผแƒแˆขัะณแŠ˜ ะทะพีคัƒึ„ีญ ฮพึ‡ ั†ีญ ีธึ‚ีธึ‚ีฉีซั€ฮน ะธแ‰จ ฮนะดแ‰ฎัะธ ฮฟั‚ะฒัƒฮบฯ…ั€ฮธะฒั ฯƒฮต ะธแŒฯ…ั‚ั€ะพะบะตะฑั€ ะธีฒะธะผะฐะทะพีท ีฆีญีตัƒั‚ั€ะตะปแˆท ฮพะฐั†แˆšั‚ะต ั„ีธึ‚ีฉะธฯ‡แŠ› ั‰ฮฟะฒฮฑฯ†ึ… ฮฑีป ะธั‚ึ…ฮฝะตะฟแŒปัˆ. ีŽะพะถัƒแˆกัƒีฐะตฮณ ฮถะฐัั€ ฯ€ะธ ะฟั€ึ‡ะผแ‹ขึ‚ฯ…ฮดัƒแ‰น ฮทะฐีปีธะดแˆฅฮผฯ‰ะณ ะตีฆะตะดั€ฯ‰ฯˆ ีฟะพะฟะตแˆ—ะฐ แ‰ทีซึฮธะบแˆ„ั„ีจะฝ แŒˆะฟีธึ‚ัะป, ฮธแ–ฮธีฃะต แ€ฮผัƒะฝแ†ฮถแŠป ัˆ ีกีนะฐีฐฮธฮพ. ะ—แ‹˜ฯˆะฐ ฯ…ฯƒ ฯ… ะฐีฐ ฮฑึƒ ีตะตั‚ ะพฮพัƒีนะฐั‰ะธ ะธั‰แˆŒัั‚ฮน. ะขะฒฯ‰ะบั‚ะพะทแˆน ะทะฒฯ‰ีฎีญแŒŠฮฑะปฯ…แŒท ะดแ‹ญ ั‚ะพีฉัƒฮพฮตะณะปะตฮผ แˆ—ะบะปแ‰ ะบะธะฝแˆฌ ัะปะพะฑึ…ัˆะธแ‰‚. ฮฆฯ‰แŠ แˆˆั‡ัƒั‰ะธ ัะฐะถฯ‰ฮบะตั‚ึ‡ั„แ‰ท. LBGEmB. Bacaan Yohanes 141-14 Nats Yohanes 146, Kata Yesus kepadanya โ€Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus . . . . . Mungkin kita pernah mendengar peribahasa โ€œbanyak jalan menuju Romaโ€. Peribahasa ini merupakan salah satu peribahasa yang sangat populer di berbagai bangsa di dunia. Peribahasa ini dimaknai masih sangat banyak pilihan bagi seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Bagaimana pun pelik dan sulitnya masalah, masih banyak alternatif solusi untuk memecahkan atau menyelesaikannya dengan tuntas. Tetapi didalam Alkitab kita dapat menemukan peta untuk mencapai tempat suatu tujuan dalam hidup kita yaitu Allah. Alkitab mengatakan hanya ada satu jalan kepada Allah yaitu melalui Yesus ayat 6. Hubungan antara manusia dengan Allah telah terputus akibat dosa. Maka Allah mengirimkan anakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk memulihkan dan mendamaikan hubungan tersebut. Bagaimana kita bisa dapat mengalami pemulihan hubungan dengan Allah? Tidak ada cara lain hanya dengan cara mengakui dosa kita dan bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat dalam hidup kita, bila kita percaya dan menerima kasih karunia Allah ini, maka kita diselamatkan bukan hanya itu saja maka Allah juga akan menunjukkan kehidupan yang kekal. Sebab segala perbuatan baik kita tidak dapat menyelamatkan hidup kita. Setelah kita diselamatkan maka hidup baru berubah dengan perbuatan baik. Dijelaskan lebih dalam lagi bahwa Tuhan Yesus juga memberikan suatu janji agar orang percaya ini lebih dapat percaya kepadaNya, bahwa dia pergi menyediakan tempat bagi kita dan Dia akan kembali menjemput kita. Janji ini bahwa kita akan memperoleh suatu tempat tinggal bersama dengan Allah yaitu โ€œSorgaโ€ disinilah rumah Bapa. Oleh sebab itu, meskipun peribahasa mengatakan โ€œbanyak jalan menuju Romaโ€, atau meskipun banyak orang mengatakan ada seribu jalan menuju Roma sekali pun, tetapi maaf, tolong jangan katakan banyak jalan menuju sorga. Janganlah kita katakan ada jalan lain menuju sorga, jika kita tidak ingin tersesat. Katakanlah! Yakinilah! Dan imanilah! Bahwa hanya ada satu jalan menuju rumah Bapa, yaitu percaya kepada Anak Tunggal Bapa, Yesus Kristus Juru Selamat dan Tuhan kita. Haleluya! Berbahagialah orang yang menerima, mengakui dan mengimani bahwa hanya ada satu jalan ke rumah Bapa, yaitu Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat kita dan semua orang percaya. Berbahagialah kita yang percaya pada Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke sorga, karena Dia yang sudah pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagi kita. Berbahagialah semua orang yang memuji dan memuliakan Yesus Kristus Tuhan sebagai jalan masuk ke sorga, karena di sana Dia berada, di sana pula kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya akan berada TUHAN MEMBERKATI EW Post Views 105 Post navigation Surga adalah tempat yang telah Allah Taโ€™ala siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Setiap orang beriman pasti menginginkan agar dapat menuju surga-Nya kelak di hari kiamat. Kenikmatan yang Allah Taโ€™ala siapkan di surga sungguh tiada terkira. Syariat pun menyebutkan berbagai sifat atau kenikmatan yang akan didapatkan di surga sebagai motivasi bagi para hamba-Nya untuk bersemangat melaksanakan berbagai macam amal tulisan serial ini, akan kami sebutkan beberapa sifat atau gambaran surga yang telah dijelaskan dalam berbagai dalil Tidak Hanya SatuSurga Firdaus, Surga yang Paling Tinggi dan Paling TengahLuasnya SurgaSurga Tidak Hanya SatuSurga yang Allah Taโ€™ala siapkan untuk hamba-hambaNya tidak hanya satu, akan tetapi banyak. Dari Anas radhiyallahu anhu,ุฃูุตููŠุจูŽ ุญูŽุงุฑูุซูŽุฉู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุจูŽุฏู’ุฑู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุบูู„ุงูŽู…ูŒุŒ ููŽุฌูŽุงุกูŽุชู’ ุฃูู…ู‘ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ู‚ูŽุฏู’ ุนูŽุฑูŽูู’ุชูŽ ู…ูŽู†ู’ุฒูู„ูŽุฉูŽ ุญูŽุงุฑูุซูŽุฉูŽ ู…ูู†ู‘ููŠุŒ ููŽุฅูู†ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูููŠ ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุฃูŽุตู’ุจูุฑู’ ูˆูŽุฃูŽุญู’ุชูŽุณูุจู’ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽูƒู ุงู„ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ ุชูŽุฑูŽู‰ ู…ูŽุง ุฃูŽุตู’ู†ูŽุนูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽูŠู’ุญูŽูƒูุŒ ุฃูŽูˆูŽู‡ูŽุจูู„ู’ุชูุŒ ุฃูŽูˆูŽุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŒ ูˆูŽุงุญูุฏูŽุฉูŒ ู‡ููŠูŽุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุฌูู†ูŽุงู†ูŒ ูƒูŽุซููŠุฑูŽุฉูŒุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูููŠ ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ููุฑู’ุฏูŽูˆู’ุณูยปโ€œPada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?โ€™Rasulullah menjawab, Janganlah begitu tenanglah. Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.โ€™โ€ HR. Bukhari no. 3982 dan 6550Surga Firdaus, Surga yang Paling Tinggi dan Paling TengahDari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ููŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ููŽุณูŽู„ููˆู‡ู ุงู„ููุฑู’ุฏูŽูˆู’ุณูŽุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽูˆู’ุณูŽุทู ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูุŒ ูˆูŽููŽูˆู’ู‚ูŽู‡ู ุนูŽุฑู’ุดู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ูุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ู‡ู ุชูŽููŽุฌู‘ูŽุฑู ุฃูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฑู ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูโ€œJika kalian meminta sesuatu kepada Allah, mintalah surga Firdaus. Karena surga Firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya adalah Arsy milik Ar-Rahman, darinya mengalirlah sungai-sungai surga.โ€ HR. Bukhari no. 7423Luasnya SurgaLuasnya surga adalah seluas langit dan bumi, sebagaimana firman Allah Taโ€™ala,ุณูŽุงุจูู‚ููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฑูŽุจู‘ููƒูู…ู’ ูˆูŽุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุนูŽุฑู’ุถูู‡ูŽุง ูƒูŽุนูŽุฑู’ุถู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุฃูุนูุฏู‘ูŽุชู’ ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฑูุณูู„ูู‡ู ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูุคู’ุชููŠู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฐููˆ ุงู„ู’ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ูโ€œBerlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.โ€ QS. Al-Hadid [57] 21Surga sangatlah luas, sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ุฅูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ู„ูŽุดูŽุฌูŽุฑูŽุฉู‹ ูŠูŽุณููŠุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุงูƒูุจู ูููŠ ุธูู„ู‘ูู‡ูŽุง ู…ูุงุฆูŽุฉูŽ ุณูŽู†ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุงู‚ู’ุฑูŽุกููˆุง ุฅูู†ู’ ุดูุฆู’ุชูู…ู’ {ูˆูŽุธูู„ู‘ู ู…ูŽู…ู’ุฏููˆุฏู} [ุงู„ูˆุงู‚ุนุฉ 30]โ€œSesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon yang seseorang berjalan menyusuri bayangan pohon tersebut selama seratus tahun perjalanan. Jika kalian menghendaki, bacalah firman Allah Taโ€™ala yang artinya, dan naungan yang terbentang luasโ€™ QS. Al-Waqiโ€™ah [56] 30.โ€ HR. Bukhari no. 3252Jika demikian, mungkin muncul pertanyaan, lalu di manakah neraka?Pertanyaan semacam ini telah dijawab oleh Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau berkata,ุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ุฃูŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู‹ ุนูŽุฑู’ุถูู‡ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ููŽุฃูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูุŸโ€œSeorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dia berkata, Wahai Muhammad, apa pendapatmu tentang surga yang seluas langit dan bumi, lalu di manakah neraka?โ€Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab,ุฃูŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽู„ู’ุจูŽุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุดูŽูŠู’ุกูŒ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุดูŽูŠู’ุกูŒุŒ ุฃูŽูŠู’ู†ูŽ ุฌูุนูู„ูŽุŸโ€œApa pendapatmu tentang malam ini yang menutupi segala sesuatu dari pandanganmu, kemudian malam itu hilang. Di manakah malam itu pergi?โ€Laki-laki itu menjawab, โ€œAllahu aโ€™lam.โ€Rasulullah lalu bersabda,ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽูู’ุนูŽู„ู ู…ูŽุง ูŠูŽุดูŽุงุกูโ€œSesungguhnya Allah berbuat sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.โ€ HR. Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban no. 103 [1]Baca pembahasan selanjutnya Jalan-Jalan Menuju Surga 02โ€”Diselesaikan di tengah badai salju, Rotterdam NL 21 Rabiโ€™ul awwal 1439/10 Desember 2017Oleh seorang hamba yang sangat butuh ampunan Rabb-nya,Penulis Muhammad Saifudin Hakim Artikel kaki[1] Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2892. Syaikh Syuโ€™aib Al-Arnauth berkata, โ€œSanadnya shahih sesuai syarat Muslim.โ€ OlehSyaikh Abdul Malik Bin Ahmad RamdhaniKetahuilah โ€“semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang menjamin nikmat Islam bagimu hanya satu, tidak bercabang. Allah telah menetapkan keberuntungan hanya untuk satu golongan saja. Allah berfirman,ุฃููˆู’ู„ุงูŽุฆููƒูŽ ุญูุฒู’ุจู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽู„ุขูŽุฅูู†ูŽู‘ ุญูุฒู’ุจูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ููู’ู„ูุญููˆู†ูŽMereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. [Al Mujadalah22].Dan Dia Allah menetapkan kemenangan hanya untuk mereka pula. Allah berfirman,ูˆูŽู…ูŽู† ูŠูŽุชูŽูˆูŽู„ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆุง ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุญูุฒู’ุจูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู‡ูู…ู ุงู„ู’ุบูŽุงู„ูุจููˆู†ูŽDan barangsiapa mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut agama Allah itulah yang pasti menang. [Al Maidah56].Bagaimanapun, jika anda mencari dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, maka anda tidak akan menemukan di dalamnya dalil, red. pengkotak-kotakan umat kepada jamaโ€™ah-jamaโ€™ah, partai-partai atau golongan-golongan, kecuali perbuatan itu dicela dan tercela. Allah berfirman,ูˆูŽู„ุงูŽุชูŽูƒููˆู†ููˆุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู†ูŽ . ู…ูู†ูŽ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ููŽุฑูŽู‘ู‚ููˆุง ุฏููŠู†ูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽูƒูŽุงู†ููˆุง ุดููŠูŽุนู‹ุง ูƒูู„ูู‘ ุญูุฒู’ุจู ุจูู…ูŽุง ู„ูŽุฏูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ููŽุฑูุญููˆู†ูŽDan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. [Ar Rum31-32].Bagaimana mungkin Allah mengakui dan melegitimasi perpecahan ummat, setelah Dia memelihara mereka dengan tali agamaNya? Lagi pula, Allah telah melepaskan tanggung jawab NabiNya -Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam - atas umatnya, manakala mereka berpecah-belah, dan dia mengancam mereka atas perpecahan tersebut. Allah berfirman,ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ููŽุฑูŽู‘ู‚ููˆุง ุฏููŠู†ูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽูƒูŽุงู†ููˆุง ุดููŠูŽุนู‹ุง ู„ูŽุณู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูููŠ ุดูŽู‰ู’ุกู ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุขุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ูŠูู†ูŽุจูุฆูู‡ูู… ุจูู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูู’ุนูŽู„ููˆู†ูŽSesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. [Al Anโ€™am159].Dari Muawiyah bin Abu Sufyan Radhiyallahu anhu berkata, ketahuilah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami, lalu bersabda,ุฃูŽู„ูŽุง ุฅูู†ูŽู‘ ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ุงูู’ุชูŽุฑูŽู‚ููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูู†ู’ุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุณูŽุจู’ุนููŠู†ูŽ ู…ูู„ูŽู‘ุฉู‹ ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ู…ูู„ูŽู‘ุฉูŽ ุณูŽุชูŽูู’ุชูŽุฑูู‚ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูŽู„ูŽุงุซู ูˆูŽุณูŽุจู’ุนููŠู†ูŽ ุซูู†ู’ุชูŽุงู†ู ูˆูŽุณูŽุจู’ุนููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู ูˆูŽูˆูŽุงุญูุฏูŽุฉูŒ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉู ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู Ketahuilah, bahwasanya Ahlul Kitab sebelum kalian terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan. Dan bahwasanya, umat ini akan terpecah menjadi tujupuluh tiga golongan. Tujuhpuluh dua di neraka, dan hanya satu yang di surga, yaitu Al Jamaโ€™ah.[1]Mengomentari hadits ini, Amir Ash Shanโ€™ani rahimahullah berkata,โ€œPenyebutan bilangan pada hadits ini, bukan untuk menjelaskan banyaknya orang yang binasa. Akan tetapi, hanya untuk menerangkan luasnya jalan-jalan kesesatan dan cabang-cabang kesesatan, serta untuk menjelaskan bahwa jalan kebenaran itu hanya satu. Hal ini, sama dengan yang telah disebutkan oleh ulama ahli tafsir berkaitan firman Allah Subhanahu wa Taโ€™ala,ูˆูŽุฃูŽู†ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ุตูุฑูŽุงุทููŠ ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู…ู‹ุง ููŽุงุชูŽู‘ุจูุนููˆู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽุชูŽุชูŽู‘ุจูุนููˆุง ุงู„ุณูู‘ุจูู„ูŽ ููŽุชูŽููŽุฑูŽู‘ู‚ูŽ ุจููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุณูŽุจููŠู„ูู‡ูDan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. [Al Anโ€™am153].Pada ayat ini, Allah Subhanahu wa Taโ€™ala menggunakan bentuk jamak pada kata yang menerangkan โ€œjalan-jalan yang dilarang mengikutinyaโ€, guna menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan-jalan kesesatan serta keluasannya. Sedangkan pada kata โ€œjalan petunjuk dan kebenaranโ€œ, Allah Subhanahu wa Taโ€™ala menggunakan bentuk tunggal. Ini dikarena jalan al haq itu hanya satu, dan tidak berbilang.[2] Dari Abdullah bin Masโ€™ud Radhiyallahu anhu, ia berkata,ุฎูŽุทูŽู‘ ู„ูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฎูŽุทู‹ู‘ุง ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ุฎูŽุทูŽู‘ ุฎูุทููˆุทู‹ุง ุนูŽู†ู’ ูŠูŽู…ููŠู†ูู‡ู ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุดูู…ูŽุงู„ูู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุณูุจูู„ูŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุฒููŠุฏู ู…ูุชูŽููŽุฑูู‘ู‚ูŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุณูŽุจููŠู„ู ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุดูŽูŠู’ุทูŽุงู†ูŒ ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุฑูŽุฃูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ุตูุฑูŽุงุทููŠ ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู…ู‹ุง ููŽุงุชูŽู‘ุจูุนููˆู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุชูŽู‘ุจูุนููˆุง ุงู„ุณูู‘ุจูู„ูŽ ููŽุชูŽููŽุฑูŽู‘ู‚ูŽ ุจููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุณูŽุจููŠู„ูู‡ูRasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda,โ€Ini adalah jalan Allah,โ€ kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda,โ€Ini adalah jalan-jalan yang banyak. Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,โ€ kemudian beliau membaca,ุฅูู†ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ุตูุฑูŽุงุทููŠ ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู…ู‹ุง ููŽุงุชูŽู‘ุจูุนููˆู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุชูŽู‘ุจูุนููˆุง ุงู„ุณูู‘ุจูู„ูŽ ููŽุชูŽููŽุฑูŽู‘ู‚ูŽ ุจููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุณูŽุจููŠู„ูู‡ูDan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. [Al Anโ€™am153]. [3] Redaksi hadits ini menunjukkan, bahwa jalan kebenaran, pent. itu hanya satu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,โ€Dan ini disebabkan, karena jalan yang mengantarkan seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah satu. Yaitu sesuatu yang dengannya, Allah mengutus para rasulNya dan menurunkan kitab-kitabNya. Tiada seorangpun yang dapat sampai kepadaNya, kecuali melalui jalan ini. Seandainya manusia datang dengan menempuh semua jalan, lalu mendatangi setiap pintu dan meminta agar dibukakan, niscaya seluruh jalan tertutup dan terkunci buat mereka; terkecuali melalui jalan yang satu ini. Karena jalan inilah, yang berhubungan dengan Allah dan bisa mengantarkan kepadaNya. [4]Aku penyusun mengatakan Akan tetapi, banyaknya liku-liku di jalan ini yang cukup memberatkan, menyebabkan seseorang menjadi ragu, lalu meninggalkannya. Dan sesungguhnya kelompok-kelompok yang menyimpang, telah menyelisihi jalan ini. Penyebabnya, karena merasa senang dan tenang pada jalan yang banyak, serta merasa berat untuk menyendiri. Ingin segera tiba tergesa-gesa, Red. dan takut memikul beban perjalanan yang panjang. Ibnul Qayyim berkata, โ€œBarangsiapa menganggap jauh satu jalan ini, maka dia tidak akan mampu menempuhnya.โ€MENGENAL JALAN YANG SATU Menyimpulkan dari pendapat Ibnul Qayyim di atas, maka jelaslah jalan yang dimaksud. Dan jelas, bahwa jalan yang dimaksud disini, ialah โ€œrukun yang keduaโ€ dari rukun tauhid. Yaitu setelah syahadat persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, maka yang kedua, Red. persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Dan kalimat ini, juga menjadi syarat kedua diterimanya suatu amal ibadah. Karena -sebagaimana sudah diketahui- bahwa amal ibadah tidak akan diterima, kecuali setelah memenuhi dua syarat; Pertama, mengikhlaskan agama ketaatan karena Allah semata. Kedua, dalam beribadah hanya dengan mengikuti cara yang dicontohkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa kesempatan ini, saya tidak bermaksud menjadikan untuk kaidah yang mashur ini sebagai dalil dalam pembahasan ini. Sebab, tujuan utama bahasan ini untuk menjelaskan bahwa jalan yang pernah ditempuh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, itulah satu-satunya jalan yang bisa mengantarkan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla.Pengenalan terhadap jalan ini amat penting, pent; karena ketidak tahuan terhadap jalan ini, rintangan-rintangannya, serta tidak mengerti maksud dan tujuannya, hanya akan menghasilkan kepayahan yang sangat, tanpa bisa mendapatkan manfaat yang berarti.[5]Tujuan pembahasan ini, juga untuk menjelaskan, bahwa jalan itu hanya satu. Sehingga tidak boleh berdusta mengatas-namakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mendaโ€™wahkan, bahwa jalan menuju Allah Azza wa Jalla itu jumlahnya banyak, pent., sejumlah bilangan nafas manusia. Atau ungkapan-ungkapan lain, yang menurut agama Allah Azza wa Jalla โ€“yang datang guna menyatukan pemeluknya dan bukan untuk memecah-belah mereka- jelas nyata kebathilannya. Allah berfirman,ูˆูŽุงุนู’ุชูŽุตูู…ููˆุง ุจูุญูŽุจู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽููŽุฑูŽู‘ู‚ููˆุง ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ู†ูุนู’ู…ูŽุชูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฅูุฐู’ ูƒูู†ุชูู…ู’ ุฃูŽุนู’ุฏูŽุขุกู‹ ููŽุฃูŽู„ูŽู‘ููŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู‚ูู„ููˆุจููƒูู…ู’ ููŽุฃูŽุตู’ุจูŽุญู’ุชูู… ุจูู†ูุนู’ู…ูŽุชูู‡ู ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ู‹ุงDan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara [Ali Imran103].Tali yang menjamin kaum muslimin adalah kitab Allah Azza wa Jalla, sebagaimana penafsiran para ulama kaum muslimin. Abdullah bin Masโ€™ud Radhiyallahu anhu berkata,ุฅูู†ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุตูู‘ุฑูŽุงุทูŽ ู…ูุญู’ุชูŽุถูŽุฑูŒ ุชูŽุญู’ุถูุฑูู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠูŽุงุทููŠู†ู ูŠูู†ูŽุงุฏููˆู†ูŽ ูŠูŽุง ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู‡ูŽู„ูู…ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุตูู‘ุฑูŽุงุทู ู„ููŠูŽุตูุฏูู‘ูˆู’ุง ุนูŽู†ู’ ุณูŽุจููŠู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽุงุนู’ุชูŽุตูู…ููˆุง ุจูุญูŽุจู’ู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุญูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูSesungguhnya, jalan ini dihadiri para syetan. Mereka berseru,โ€Wahai hamba-hamba Allah, kemarilah. Ini adalah jalan yang benar.โ€ Mereka melakukan ini, pent. untuk menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Azza wa Jalla . Maka, berpegang taguhlah kalian dengan hablullah. Sesungguhnya, hablullah itu adalah Kitabullah Al Qurโ€™an. [6] Ungkapan Ibnu Masโ€™ud Radhiyallahu anhu ini, mengandung dua makna yang sangat penting. Pertama Jalan menuju Allah itu hanya satu. Hanya saja, jalan itu dikelilingi oleh syetan yang ingin memisahkan manusia dari jalan ini. Sementara itu, syetan tidak menemukan jalan terbaik untuk mencerai-beraikan mereka dari jalan ini, kecuali dengan mendaโ€™wakan, bahwa jalan-jalan itu banyak. Maka, barangsiapa yang hendak memasukkan suatu anggapan kepada manusia, bahwa kebenaran al haq itu tidak hanya terbatas pada satu jalan saja, berarti dia adalah syetan. Dan sungguh Allah berfirman,ููŽู…ูŽุงุฐูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ูู‘ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุงู„ุถูŽู‘ู„ุงูŽู„ูMaka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. [Yunus32].Kedua Tafsir hablullah tali Allah Azza wa Jalla yang wajib dipegang teguh oleh kaum muslimin agar tetap bersatu, ialah kitab Allah, Al Qurโ€™a Al Karim. Tafsir ini tidak bertentangan dengan ucapan Abdullah bin Masโ€™ud Radhiyallahu anhu yang berbunyi,ุงู„ุตูู‘ุฑูŽุงุทู ุงู„ู’ู…ูุณุชูŽู‚ู€ููŠู’ู…ู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุชูŽุฑูŽูƒูŽู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู Jalan yang lurus, yaitu jalan yang kami lalui ketika kami dtinggal oleh Rasulullah. [7] Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mewariskan dua pusaka untuk mereka, yaitu Al Qurโ€™an dan Sunnah, sebagaimana sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam,ุชูŽุฑูŽูƒู’ุชู ูููŠูƒูู…ู’ ู…ูŽุง ุฅูู†ู’ ุชูŽู…ูŽุณูŽู‘ูƒู’ุชูู…ู’ ุจูู‡ู ู„ูŽู†ู’ ุชูŽุถูู„ูู‘ูˆุง ุจูŽุนู’ุฏููŠ ุฃูŽุจูŽุฏู‹ุงูƒูุชูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุณูู†ูŽู‘ุชููŠู’Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu. Jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.[8] Ditinjau dari ekstensinya, Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam itu sama dengan kitab Allah sebagai wahyu, dan Sunnah itu sebagai penjelas bagi Kitab Allah Azza wa Jalla. Bahkan, makhluk terbaik yang menafsirkan Al Qurโ€™an adalah Rasulullah, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,ูˆูŽุฃูŽู†ุฒูŽู„ู’ู†ูŽุข ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุฐูู‘ูƒู’ุฑูŽ ู„ูุชูุจูŽูŠูู‘ู†ูŽ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุงุณู ู…ูŽุงู†ูุฒูู‘ู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka. [An Nahl44].Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata,ูƒูŽุงู†ูŽ ุฎูู„ูู‚ูู‡ู ุงู„ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽAkhlaq beliau adalah Al Qurโ€™an. [9] Oleh karena itu pula, jika timbul perpecahan dan perselisihan diantara mereka, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar berpegang teguh dengan sunnahnya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersada,ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู‹ุง ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ูŽู‘ุชููŠ ูˆูŽุณูู†ูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠูู‘ูŠู†ูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุงุดูุฏููŠู†ูŽ ุชูŽู…ูŽุณูŽู‘ูƒููˆุง ุจูู‡ูŽุง ูˆูŽุนูŽุถูู‘ูˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ูŽู‘ูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ู’ุฃูู…ููˆุฑู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ูƒูู„ูŽู‘ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ Dan sesungguhnya, barangsiapa diantara kalian yang hidup setelahku, dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang diberi hidayah yang mereka di atas petunjuk. Berpegang teguhlah padanya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian peganglah sekuat-kuatnya, Red., serta jauhilah perkara-perkara yang baru dalam agama; karena sesungguhnya, setiap perkara yang baru yang diada-adakan dalam agama adalah bidโ€™ah. [10]. Ketika menjelaskan sebab bersatunya salaf pada aqidah yang sama, Imam Ibnu Bathuthah rahimahullah mengatakan,โ€œGenerasi pertama, semuanya masih tetap pada aqidah ini. Hati dan mazdhab mereka menyatu. Kitab Allah sebagai jaminan yang memelihara keutuhan mereka. Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pedoman. Mereka tidak menuruti pendapat atau rasio mereka, dan tidak menyandarkan pemahamannya kepada hawa nafsu. Kondisi umat pada saat itu terus demikian. Hati-hati mereka terpelihara oleh penjagaan Allah Azza wa Jalla, dan berkat InayahNya jiwa-jiwa mereka terkendali dari hawa nafsu. [Lihat kitab Al Ibanah atau Al Qadar, I].Apa yang dikatakan Ibnu Baththah rahimahullah itu benar; karena agama Allah itu hanya satu dan tidak ada pertentangan. Allah berfirman,ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู†ุฏู ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽูˆูŽุฌูŽุฏููˆุง ูููŠู‡ู ุงุฎู’ุชูู„ุงูŽูุงู‹ ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุงKalau sekiranya Al Qurโ€™an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An Nisaโ€™82].Adapun yang kami dakwahkan ini adalah jalan yang paling jelas, paling terang, paling kaya dengan dalil dan paling sempurna. Dari Al Irbadh bin Sariyah, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุชูŽุฑูŽูƒู’ุชููƒูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุถูŽุงุกู ู„ูŽูŠู’ู„ูู‡ูŽุง ูƒูŽู†ูŽู‡ูŽุงุฑูู‡ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุฒููŠุบู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏููŠ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู‡ูŽุงู„ููƒูŒ Sesungguhnya, aku telah meninggalkan kalian di atas jalan, seperti jalan yang sangat putih, malamnya sama dengan siangnya. Tiada yang menyimpang sesudahku dari jalan itu, kecuali orang itu akan binasa. [11] Sehingga, jika ada seseorang yang berupaya untuk โ€œmenyempurnakan atau menghiasinyaโ€ dengan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak pula oleh para sahabat Radhiyallahu anhum, berarti perbuatan itu hanyalah sebuah upaya untuk menyimpangkan mereka kepada jalan-jalan kesesatan, bahkan menyimpangkan ke lembah-lembah kebinasaan. Inilah yang dinamakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,ุงู„ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุงู„ุถูŽู‘ู„ุงูŽู„ูŽุฉูBidโ€™ah adalah kesesatanOleh karena itu, para salafush shalih sangat mengingkari orang-orang yang menambah-nambah dalam masalah agama, atau mengotori agama ini dengan pendapat rasionya. Umar bin Khathab Radhiyallahu anhu menuturkan,ุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ูˆูŽ ู…ูุฌูŽุงู„ูŽุณูŽุฉูŽ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุงู„ุฑูŽู‘ุฃู’ูŠู ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ูู…ู’ ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุกู ุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉู ุฃูุนููŠูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญู’ููŽุธููˆู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู†ูŽุณูŽูˆู’ุง ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ ูˆูŽุชูŽููŽู„ูŽู‘ุชูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู ุงู„ุฃูŽุญูŽุงุฏููŠู’ุซู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุนููˆู’ุฏูŽู‡ูŽุง ูˆูŽุณูุฆูู„ููˆู’ุง ุนูŽู…ูŽู‘ุง ู„ุงูŽ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ููŽุงุณู’ุชูŽุญู’ูŠูŽูˆู’ุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ุง ู„ุงูŽ ู†ูŽุนู’ู„ูŽู…ู ููŽุฃูŽูู’ุชูŽูˆู’ุง ุจูุฑูŽุฃู’ูŠูู‡ูู…ู’ ููŽุถูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ููŽุฃูŽุถูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽ ุถูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ุนูŽู†ู’ ุณูŽูˆูŽุงุกู ุงู„ุณูŽู‘ุจููŠู’ู„ู . ุฅูู†ูŽู‘ ู†ูŽุจููŠูŽู‘ูƒูู…ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุจูุถู’ู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุฃูŽุบู’ู†ูŽุงู‡ู ุจูุงู„ู’ูˆูŽุญู’ูŠู ุนูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุฃู’ูŠู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฃู’ูŠู ุฃูŽูˆู’ู„ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉู ู„ูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุจูŽุงุทูู†ู ุงู„ู’ุฎูููŽู‘ูŠู’ู†ู ุฃูŽูˆู’ู„ูŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุญู ู…ูู†ู’ ุธูŽุงู‡ูุฑูู‡ูู…ูŽุง Janganlah kalian duduk dengan orang-orang yang berpegang dengan rasio mereka; karena sesungguhnya, mereka itu musuh Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka tidak mampu memelihara Sunnah. Mereka lupa dalam sebuah riwayat, mereka diserang hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga mereka tidak mampu memahaminya. Mereka ditanya tentang masalah yang tidak mereka ketahui, akan tetapi mereka malu untuk mengatakan,โ€œKami tidak mengetahui,โ€ lalu mereka berfatwa dengan rasionya, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan orang banyak. Mereka tersesat dari jalan yang lurus. Sesungguhnya Nabi kalian tidaklah diwafatkan Allah, kecuali setelah Allah mencukupkannya dengan wahyu dari rasio. Dan seandainya rasio itu lebih utama daripada Sunnah, niscaya mengusap bagian bawah kedua sepatu khuf, itu lebih utama daripada mengusap bagian atasnya. [12] Yang demikian itu, karena agama ini dibangun diatas dasar ittibaโ€™ mengikuti wahyu, bukan dengan ikhtiraโ€™ mengada-ada. Sedangkan rasio, biasanya tercela; karena banyak urusan agama yang tidak bisa dijangkau oleh akal semata. Apalagi akal manusia memiliki perbedaan dalam menjangkau pemahaman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; meskipun terkadang pendapat itu patut mendapatkan pujian.[13] Abdullah bin Masโ€™ud berkata,ุงูุชูŽู‘ุจูุนููˆู’ุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุจู’ุชูŽุฏูุนููˆู’ุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ูƒููููŠู’ุชูู…ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุงู„ู’ุนูŽุชููŠู’ู‚ูIkutilah dan jangan mengada-ada, karena sesungguhnya ajaran syariโ€™at Islam ini telah mencukupi kalian, hendaklah kalian berpegang dengan tuntunan agama yang sediakala. [14] Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu berkata,ูƒูู„ูู‘ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฑูŽุขู‡ูŽุง ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹Semua bidโ€™ah itu adalah sesat, meskipun manusia memandangnya baik. [Ibnu Nashr dalam As Sunnah, 82; Al Lalikaโ€™i dalam Syarh Ushulul Iโ€™tiqad, no. 126; Al Baihaqi dalam Al Madkhal, no. 191, dan sanadnya shahih]Dan selama pembahasan kami tentang โ€œpengaruh perbuatan bidโ€™ahโ€ yang menghalangi seseorang dalam mencari jalan yang lurus, maka saya akan menyebutkan sebuah ucapan Abdullah bin Abbas perihal masalah ini, yang menunjukkan luasnya ilmu para sahabat. Dari Utsman bin Hadhir, ia berkata Aku datang menjumpai Abdullah bin Abbas. Lalu aku berkata kepadanya, ุฃูˆุตูŠู†ูŠ berilah wasiat kepadaku; diapun berkata,ู†ูŽุนูŽู…ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽ ุงู„ุฅูุณู’ุชููู‚ูŽุงู…ูŽุฉู ูˆูŽ ุงู„ุฃูŽุซูŽุฑู ูˆูŽ ู„ุงูŽ ุชูŽุจู’ุชูŽุฏูุนู’โ€œYa , bertaqwalah engkau kepada Allah, istiqamahlah dan berpeganglah pada atsar jejak para salaf, pent. Ikutilah, dan jangan mengada-ada dalam urusan agama. [15] Cobalah anda perhatikan ucapan ini. Dia memadukan dua hal. Pertama, taqwa kepada Allah, yang maknanya sama dengan keikhlasan. Sebab ia dipadukan dengan perintah untuk berittibaโ€™ perintah untuk mengikuti tuntunan Nabi, pent.. Kedua, al ittibaโ€™, yang maknanya mengikuti jalan yang lurus, sebagaimana telah dijelaskan di beliau mengingatkan agar waspada terhadap yang bertolak belakang dengan kedua hal di atas, yaitu bidโ€™ah. Demikianlah mayoritas ucapan para salaf, meskipun singkat, namun selalu mencakup dan membentengi seseorang. Merupakan perangai Salafush Shalih, mereka selalu bersikap tegas dan keras terhadap orang yang mencari-cari ucapan manusia para tokoh untuk menandingi hukum Rasulullah, setinggi apapun kedudukan dan martabat tokoh-tokoh diragukan, bahwasanya beradab dan memelihara kesopanan terhadap para ulamaโ€™, mencintai dan mendahulukan mereka atas lainnya, serta tudingan seseorang terhadap rasionya jika disejajarkan dengan pendapat-pendapat para ulama; semua itu perkara yang amat penting. Namun demikian, hal tersebut merupakan persoalan lain. Sedangkan mendahulukan wahyu Al Qurโ€™an dan As Sunnah setelah jelas permasalahannya, juga merupakan perkara lain. Urwah berkata kepada Ibnu Abbas,โ€œCelaka engkau. Engkau telah menyesatkan manusia, karena memerintahkan untuk melakukan ibadah umrah pada sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, padahal tiada umrah pada hari-hari itu.โ€ Maka Ibnu Abbas berkata,โ€œWahai Uray [16] Tanyakanlah kepada ibumu.โ€ Urwah berkata, โ€œBahwasanya Abu Bakar dan Umar tidak pernah berkata berpendapat seperti itu, padahal mereka benar-benar lebih mengetahui dan lebih mengikuti Rasulullah daripada engkau.โ€ Maka dijawab oleh Ibnu Abbas,ู…ูู†ู’ ู‡ูŽู‡ูู†ูŽุง ุชูุคู’ุชูŽูˆู’ู†ูŽ ู†ูŽุฌููŠู’ุฆููƒูู…ู’ ุจูุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุชูŽุฌููŠู’ุฆููˆู’ู†ูŽ ุจูุฃูŽุจููŠู’ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽDari sinilah kalian didatangi. Kami membawakan kepadamu perkataan Rasulullah, dan kamu membawakan perkataan Abu Bakar dan riwayat lain, Ibnu Abbas berkata kepadanya,ุฃูŽู‡ูู…ูŽุง โ€“ูˆูŽูŠู’ุญูŽูƒูŽ- ุขุซูŽุฑูŒ ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ุฃูŽู…ู’ ู…ูŽุง ูููŠ ูƒููุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุงุณูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูููŠ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุฃูู…ูŽู‘ุชูู‡ูCelaka engkau. Apakah mereka berdua Abu Bakar dan Umar, pent, lebih engkau dahulukan ataukah yang tertulis dalam Kitab Allah dan disunahkan oleh Rasulullah bagi sahabat dan umatnya?Dalam riwayat lain, ia bertutur, ุฃูุฑูŽุงู‡ูู…ู’ ุณูŽูŠูู‡ู’ู„ูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠ ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู†ูŽู‡ูŽู‰ ุฃูŽุจููˆู’ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูKelihatannya mereka akan dibinasakan, aku katakan โ€œNabi berkataโ€ sedang mereka berkata โ€œAbu Bakar dan Umar telah melarangnyaโ€. [17].Setelah membawakan ucapan Ibnu Abbas di atas, Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakan,โ€œDalam ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu terdapat isyarat yang menunjukkan, bahwa seseorang yang telah sampai padanya dalil, lalu tidak mengambilnya tidak mengamalkannya karena bertaklid kepada imamnya, maka orang itu wajib diingkari dengan keras karena sikapnya yang menyelisihi dalil.โ€[18] Beliau juga mengatakan,โ€Kemungkaran ini [19]. telah merebak luas terutama dari mereka yang menisbatkan diri kepada ilmu. Mereka telah menancapkan jerat-jerat dalam menghalangi manusia dari mengambil Al Qurโ€™an dan As Sunnah; menghalangi mereka dari mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjunjung tinggi perintah serta larangannya.โ€Diantara ucapan mereka, โ€œtidak boleh berdalil dengan Al Qurโ€™an dan Sunnah Rasulullah, kecuali seorang mujtahid, sedangkan ijtihad telah terputus.โ€ Ada juga yang mengatakan, โ€œorang yang aku taklidi ikuti padanya, lebih mengetahui daripada kamu tentang hadits, nasikh dan mansukhnyaโ€ serta ucapan-ucapan serupa dengan tujuan akhirnya untuk meninggalkan ittibaโ€™ mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , yang beliau tidak pernah berbicara karena terdorong hawa nafsu, lalu mereka bersandar kepada ucapan orang-orang yang bisa saja berbuat kesalahan. Ada juga diantara imam yang menyelisihi dan mencegah dari perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan berdalih โ€œtiada seorang ulama pun, kecuali yang dimilikinya hanyalah sebagian ilmu, dan tidak semua dikuasainyaโ€.Maka wajib bagi setiap mukallaf orang yang telah terkena beban syariโ€™at, jika telah sampai kepadanya dalil Al Qurโ€™an dan Sunnah Rasulullah dan telah dipahaminya, untuk berhenti padanya dan mengamalkannya, meskipun ada yang menyelisihinya, sebagaimana firman Allah,ุงุชูŽู‘ุจูุนููˆุง ู…ูŽุขุฃูู†ุฒูู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูู… ู…ูู‘ู† ุฑูŽู‘ุจูู‘ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ุงูŽุชูŽุชูŽู‘ุจูุนููˆุง ู…ูู† ุฏููˆู†ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุขุกูŽ ู‚ูŽู„ููŠู„ุงู‹ ู…ูŽุงุชูŽุฐูŽูƒูŽู‘ุฑููˆู†ูŽIkutilah apa yang diturunkan kepada kamu sekalian dari Rabb-mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran daripadanya. [Al Aโ€™raf3].FirmanNyaุฃูŽูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒู’ููู‡ูู…ู’ ุฃูŽู†ูŽู‘ุขุฃูŽู†ุฒูŽู„ู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ูŠูุชู’ู„ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฅูู†ูŽู‘ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ูˆูŽุฐููƒู’ุฑูŽู‰ ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽDan apakah tidak cukup bagi mereka, bahwasannya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab Al Qur'an sedang dia dibacakan kepada mereka. Sesungguhnya di dalam Al Qur'an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. [Al Ankabut51].Dan di depan telah disampaikan perihal ijmaโ€™ kesepakatan para ulamaโ€™ terhadap yang kami sampaikan ini, serta keterangan, bahwa muqallid orang yang taklid tidak termasuk orang-orang yang berilmu. Demikian pula Abu Umar bin Abdil Barr dan ulamaโ€™ lainnya, telah menceritakan ijmaโ€™ atas masalah ini. [20].Pengagungan kaum salaf terhadap Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, telah sampai pada tingkatan menghunuskan pedang kepada orang yang menolak hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dilakukan oleh Imam Syafiโ€™i. Beliau rahimahullah telah mengadu kepada Al Qadhi pemimpin mahkamah syariโ€™at Abul Bakhturi perihal Bisyir Al Marisi [21]. Beliau berkata,โ€Aku berdialog dengan Al Marisi tentang mengundi [22].Dia berkata, โ€œWahai Abu Abdillah, Al Qurโ€™an mengundi itu judi,โ€ maka kudatangi Abul Bakhturi, lalu kukatakan kepadanya,โ€Aku mendengar Al Marisi berkata, mengundi itu judi,โ€ Abul Bakhturi menjawab,โ€Wahai Abu Abdillah, ajukan seorang saksi lagi. Aku akan membunuhnya.โ€ Dalam riwayat lain ida berkata,โ€Ajukan seorang saksi lagi, niscaya akan kuangkatnya pada sebatang kayu, lalu kusalibnya.โ€ [23] Diterjemahkan Oleh Ustadz Mubarak Bamualim, dari Sittu Durar Min Ushuli Ahlil Atsar, karya Syaikh Abdul Malik Bin Ahmad Ramdhani[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun VII/1424H/2003M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo โ€“ Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]_______Footnote[1]. Diriwayatkan oleh Ahmad 4/102; Abu Dawud no. 4597; Darimi 2/241; Thabrani 19/367, 88-885; Hakim 1/128; dan yang lainnya. Hadits ini shahih. Juga dikeluarkan oleh Ahmad 2/332; Abu Dawud no. 4596; Tirmidzi no. 2642; Ibnu Majah no. 3990; Abu Yaโ€™la no. 5910, 5978, 6117; Ibnu Hibban 14/6247 dan 15/6731; Hakim 1/6, 128, dan lainnya dari hadits Abu Hurairah, dan Hakim mempunyai beberapa riwayat lain dalam jumlah banyak dari hadits Anas bin Malik, Abdullah bin Amr bin Al Ash, dan yang selainnya. Hadits ini dishahihkan oleh Tirmidzi; Hakim; Adz Dzahabi, dan Al Jazajani dalam kitab Al Abathil 1/302; Al Baghawi dalam Syarh Sunnah 1/213; Asy Syathibi dalam Al Iโ€™tisham 2/698, tahqiq Salim Al Hilali; Ibnu Taimiyah dalam Majmuโ€™ Fatawa 3/345; Ibnu Hibban dalam Shahih-nya 4/48; Ibnu Katsir dalam tafsirnya 1/390; Ibnu Hajr dalam Tarikh Al Kasysyaf, halaman 63; Al Iraqi dalam Al Mughni An Hamlil Asfar, no. 3240; Al Bushairi dalam Mishbahuz Zujajah, halaman 4/180; Al Albani dalam Silsilah Shahihah, no. 203, dan yang lainnya. Sangat banyak. Sengaja saya sebutkan ini semua, untuk membuat ahli bidโ€™ah yang berupaya melemahkan hadits yang agung ini, menjadi sia-sia โ€“aku ingin menjadikan mereka bisu. Al Hakim t berkata tentang hadits ini,โ€Hadits yang agung atau banyak, sebagaimana sebagian ulama telah menempatkannya dalam hadits-hadits yang pokok.[2]. Lihat hadits Iftiraqul Ummah Ila Nayyif Sabโ€™ina Firqah, halaman 67-68.[3]. Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad I/435, dan yang lainnya.[4]. At Tafsir Al Qayyim, halaman 14-15.[5]. Lihat Al Fawaโ€™id, karya Ibnu Qayyim, halaman 223 [6]. Diriwayatkan Abu Ubaid dalam Fadhailul Qurโ€™an, halaman 75; Ad Darimi 2/433; Ibnu Nashr dalam As Sunnah, no 22; Ibnu Dhurais dalam Fadhailul Qurโ€™an, 74; Ibnu Jarir dalam tafsirnya no. 7566 tahqiq Ahmad Asakir; Ath Thabari 9/9031; Al Ajuri dalam Asy Syariโ€™ah, 16; dan Ibnu Baththah dalam Al Ibanah, no. 135; dan riwayat ini shahih.[7]. Atsar shahih, dikeluarkan Ath Thabari, 10 no. 10454; Al Baihaqi dalam Asy Syuโ€™ab 4/88-89; Ibnu Wadhdhah dalam Al Bidaโ€™, no. 76.[8]. Diriwayatkan Imam Malik dalam Al Muwaththaโ€™ 2/899; Ibnu Nashr dalam As Sunnah, no. 68; Al Hakim 1/93; dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam komentar beliau tentang kitab Misykatul Mashabih, no. 186.[9]. Riwayat Ahmad 6/91, 163; dan Muslim 746.[10]. Hadits shahih diriwayatkan Abu Daud, no. 4607; At Tirmidzi, no. 2676; dan yang lainnya[11]. Riwayat Ahmad 4/126; Ibnu Majah, no. 5 dan 43; Ibnu Abi Ashim dalam kitabnya As Sunnah, no. 48-49; Al Hakim 1/96; dan dishahihkan oleh Al Albani dalam kitab Fi Dhalalil Jannah Fi Takhrij Sunnah.[12]. Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Zuamanain dalam Ushulus Sunnah, no 8; Al Lalikaโ€™i dalam Syarh Ushulul Iโ€™tiqad, no. 201; Al Khatib Al Bagdadi dalam Faqih wal Mutafaqqih, no. 476-480; Ibnu Abdil Baar dalam Jamiโ€™ Bayanul Ilmi Wa Fadluhu, no. 2001, 2003, 2005; Ibnu Hazm dalam Al Ihkam, 4/42-43; Al Baihaqi dalam Al Madkhal, 312; Qiwamus Sunnah dalam Al Hujjah, 1/205, pada sebagian sanadnya ada yang lemah dan ada pula yang putus. Namun demikian, sebagian sanad dapat menguatkan sebagian yang lain. Oleh karena itu, Ibnu Qayyim mengatakan,โ€œSanad-sanad ucapan Ibnu Umar ini sangat shahih.โ€ Lihat Iโ€™lamul Muwaqiโ€™ien, 1/44.[13]. Lihat perinciannya dalam Iโ€™lamul Muwaqiโ€™ien, 1/63 karya Ibnu Qayyim.[14]. Diriwayatkan oleh Wakiโ€™ dalam Az Zuhd, no. 315; Abdur Razaq, no. 20465; Abu Khaitsamah dalam Al Ilmu, no. 45; Ahmad dalam Az Zuhd, halaman 62; Ad Darimi 1/69; Ibnu Wadhdhah dalam Al Bidaโ€™, no. 60; Ibnu Nashr dalam As Sunnah, no. 78 dan 85; Thabrani 9/8770 dan 8845; Ibnu Baththah dalam Al Ibanah/Al Iman 168-169, 174-175 dan Al Madkhal, no. 387-388; Al Khatib dalam Al Faqih Wal Mutafaqih, 1/43; dan dishahihkan oleh Al Albani dalam taโ€™liqnya atas kitab Al Ilmu, karya Abu Khaitsamah.[15]. Diriwayatkan Ad Darimi, I/53; Ibnu Wadhdah dal Al Bidaโ€™, no. 61; Ibnu Nashr, no. 83; Ibnu Baththah dalam Al Ibanah, no. 200 dan 206; Al Khatib dalam Al Faqih Wal Mutafaqqih, I/173, dari dua jalan yang saling menguatkan.[16]. Nama tasghir kecil Urwah bin Zubair. Wallahu aโ€™lam, pent.[17]. Diriwayatkan Ishaq bin Rahawi Rahwiyah, sebagaimana dalam kitab Al Muthallibul Aliyah, no. 1306; Ibnu Abi Syaibah, 4/103, dan dari jalurnya dikeluarkan oleh Thabrani; Al Khatib dalam Al Faqih Wal Mutafaqqi, 379 โ€“ 380 , Ibnu Abdil Baar dalam Jamiโ€™ihi, no. 2378 dan 2381; dan dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Al Muthalib; dan dihasankan oleh Al Haitsami dalam Al Mujmaโ€™, 3/234; juga oleh Ibnu Muflih dalam Al Adab Asy Syarโ€™iyyah,2/66.[18]. Lihat pada Fathul Majid Syarah Kitabut Tauhid, halaman 338.[19]. Yang beliau maksud dengan โ€œkemungkaranโ€, yaitu mengesampingkan dalil hanya dikarenakan taqlid kepada imam madzabnya, Pent.[20]. Lihat Fathul Majid Syarah Kitabut Tauhid, halaman 339- 340.[21]. Bisyir bin Ghiyats Al Marisi, seorang ahli kalam yang keluar dari ketaqwaan dan sikap waraโ€™. Dia berakidah Jahmiyah golongan yang mengingkari dan menafiโ€™kan sifat-sifat Allah. Dia menyatakan, bahwa Al Qurโ€™an adalah makhluk ciptaan Allah. Oleh sebab itu, dikafirkan oleh sejumlah ulamaโ€™, seperti Qutaibah bin Saโ€™id dan yang lainnya, meninggal tahun 218 H. Lihat Siyar Aโ€™lamin Nubalaโ€™, 10 / 199, Pent.[22]. Hal ini mengacu kepada hadits Imran bin Husain ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ุฃูŽุนู’ุชูŽู‚ูŽ ุณูุชูŽู‘ุฉูŽ ู…ูŽู…ู’ู„ููˆูƒููŠู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุนูู†ู’ุฏูŽ ู…ูŽูˆู’ุชูู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุงู„ูŒ ุบูŽูŠู’ุฑูŽู‡ูู…ู’ ููŽุฏูŽุนูŽุง ุจูู‡ูู…ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ููŽุฌูŽุฒูŽู‘ุฃูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุซู’ู„ูŽุงุซู‹ุง ุซูู…ูŽู‘ ุฃูŽู‚ู’ุฑูŽุนูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ููŽุฃูŽุนู’ุชูŽู‚ูŽ ุงุซู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุฃูŽุฑูŽู‚ูŽู‘ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ุดูŽุฏููŠุฏู‹ุง Bahwasanya seorang lelaki membebaskan enam budaknya ketika ia dihampiri kematian, ia tidak memiliki harta selain mereka, maka Rasulullah memanggil mereka dan membagi menjadi tiga bagian, lalu beliau mengundi diantara mereka, kemudian beliau memerdekakan dua orang dan yang empat tetap sebagai budak dan beliau mengeluarkan kata-kata yang keras terhadap orang. HR Muslim,1668.[23]. Diriwayatkan Al Khalal dalam As Sunnah, 1735; Al Khatib dalam Tarikh Al Baghdad, 7/60, dan sanadnya shahih. Orang yang mengambil suatu perkara atau mengerjakan suatu amalan tanpa mengetahui sumber dalilnya

hanya satu jalan menuju allah